Anehnya Ketum PWI Seperti Jurkam Jokowi



Padang, IMC - Dirasa anehnya sikap Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Margiono seperti Juru Kampanye (Jurkam) yang mengajak masyarakat Sumatera untuk kembali memilih Joko Widodo pada Pemilu Presiden tahun 2019 mendatang. Alasannya, pemimpin yang baik adalah yang disukai rakyat dan itu ada pada Jokowi. Sebagaimana diberitakan oleh sejumlah media online. Sabtu (10/02/18)

Seruan Margiono dalam pidatonya pada pembukaan Hari Pers Nasional di Kota Padang, Sumatra Barat, pada Jumat, 9 Februari 2018 ini dinilai telah keluar dari jalur kode etik jurnalistik.

Dalam kode etik jurnalistik pada Pasal 1 telah dijelaskan bahwa Jurnalis harus bersikap independen, artinya jurnalis tidak boleh berpihak kepada kelompok atau golongan tertentu.

Jadi, apabila Ketua Umum PWI Margiono mengajak masyarakat memilih kembali Joko Widodo di Pilpres 2019, itu artinya dia telah dianggap tidak indenpenden.

Margiono seharusnya memberikan pencerahan kepada masyarakat, agar memilih yang terbaik, yang bisa memimpin Indonesia, menurut hati nurani masing - masing.

Margiono jangan malah seperti Jurkam Presiden Joko Widodo.

Sangat disayangkan, sikap Margiono ini bagaikan merendahkan dirinya sendiri dan organisasi yang dipimpinnya. Kenapa tidak, dengan sikapnya itu seolah - olah dirinya telah dirangkul oleh penguasa.

Apabila Pers telah dirangkul oleh penguasa, hancurlah bangsa ini.

Tarman Azzam Ketua Umum PWI periode 2003 - 2008 lalu, ketika tampil sebagai pembicara dalam acara Dialog Kebebasan Pers dan Kebijakan Publik Pemkab Kukar di gedung Putih Karang melenu, Tenggarong Seberang, pada tahun 2005 yang lalu menegaskan bahwa apabila wartawan lepas dari kode etik sama saja dengan teroris.

Sebab, menurut Tarman Azzam kode etik jurnalistik merupakan harga mati yang mengikat semua wartawan.

Beliau berharap Wartawan jangan menyalahi kode etik jurnalistik agar tidak disamakan dengan teroris. Sebagaimana dijelaskan di media Kutaikartanegara.com.

Jadi, bila dikutif dari penyampaian Tarman Azzam tersebut, kalau Margiono lepas dari Kode Etik Jurnalistik dia bisa dinilai sebagai teroris.



Penulis : Darlinsah Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Lubuk Sikaping Yayasan Pendidikan Pasaman (YAPPAS) Provinsi Sumatera Barat
Penyunting : Bambang Herman

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال