Ende, IMC - Kondisi ruas jalan di
sepanjang pantai utara dari kecamatan Maurole hingga kecamatan
Maukaro-Kabupaten Ende, cukup memprihatinkan. Ruas jalan yang berada di dekat
garis pantai sangat rawan dengan abrasi laut sehingga tembok penahan hancur dan
badan jalan menjadi rusak berat.
Disaksikan IMC Media
Kamis(06/07/2017), beberapa ruas jalan dari desa Nabe hingga ibukota kecamatan
Maukaro sudah tak terlihat aspal dengan kondisi yang memprihatinkan. Meski
demikian, akses transportasi tetap berjalan seadanya terutama pada hari pasar.
Saat diwawancarai, beberapa warga dan pengemudi yang ditemui menyampaikan
beragam komentar terkait kondisi jalan.
“Sudah
beberapa tahun kondisi jalan masih seperti itu. Sangat disayangkan jika kondisi
infrastruktur jalan tidak diperhatikan secara serius. Sementara akses
transportasi sepanjang pantai utara sudah terhubung dari Maumere hingga ke
Mbay-kabupaten Nagekeo. Jika akses transportasi sungguh dioptimalkan, maka hal
itu dapat membantu masyarakat dalam beraktivitas dan berusaha,” kata Ferdin
Wawo, salah seorang pengusaha muda di desa Nabe.
Menurut Ferdin,
pemerintah daerah kabupaten Ende perlu berkoordinasi dengan pemerintah Provinsi
maupun pemerintah Pusat apabila jalur pengembangan infrastruktur (jalan) berada
dalam zona kewenangan pemerintah Provinsi atau pun Pusat.
“Masyarakat tentu
berharap koordinasi dan kebijakan pembangunan oleh pemerintah daerah dapat
berjalan seimbang dan merasa. Transportasi menjadi kebutuhan vital. Jangan
sampai kondisi kesenjangan seperti ini terus dibiarkan sehingga menghambat
aktivitas harian masyarakat. Elemen pemerintah daerah sebisa mungkin meninjau
langsung kondisi di lapangan sehingga ada tindak lanjut,” tambahnya.
Sementara Simon Welan salah seorang pengemudi bus penumpang
jurusan Maumere-Mbay mengungkapkan hal senada.
“Sebagai sopir
(pengemudi), keamanan dan keselamatan selama perjalanan menjadi hal utama.
Kondisi jalan yang sangat memprihatinkan membuat kami harus berhati-hati
apalagi pada musin hujan banyak tembok yang sudah hancur dan tidak diperbaiki
berdampak pada ruas jalan menjadi semakin parah. Sangat disayangkan jika
pemerintah masih tutup mata dengan kondisi yang ada. Mengemudi sudah menjadi
pekerjaan saya dan para penumpang tentu memiliki aktivitas ekonomi yang harus
ditopang oleh pemerintah,” ungkap Simon Welan.
Kesenjangan infrastruktur
jalan dan pengembangan pasar masih menjadi harapan di kalangan masayarakat
terutama yang ada di desa-desa.
“Kalau dilihat
dari sisi pemerataan pembangunan antara di kota dan desa, masih terjadi
kesenjangan. Misalnya jalan dan pasar yang belum menunjang aktivitas ekonomi
masyarakat yang umumnya bermata pencaharian sebagai petani, nelayan, peternak
dan juga usaha papalele. Jika sarana dan fasilitas menunjang, maka ekonomi dan
pendapatan masyarakat bisa membaik. Masyarakat terus berharap agar ada
pemerataan pembangunan antara kota dan desa,” ujar Safer , seorang tokoh Pemuda
masyarakat di desa Kaburea.
Kondisi keprihatinan
tersebut juga dikeluhkan pedagang papalele yang terus mengembangkan usaha
ekonomi kecil dan menengah.
“Sebenarnya
tidak susah. Kendala utamanya yakni soal transportasi (jalan). Jika kondisi
jalannya baik, maka kami tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal untuk
menggunakan jasa ojek. Aktivitas ekonomi begitu terbatas. Kadang jenis barang
yang sama bertahan selama berbulan-bulan. Apalagi hasil usaha masyarakat
bergantung pada musim, tidak tetap. Jika pemerintah daerah, camat maupun desa
mau berusaha memberdayakan usaha kecil dan menengah bagi masyarakat, maka jalan
dan pasar harus menjadi prioritas,” tandas ibu Herlina. (Eman Bataona)