Ponorogo – Seorang petani bernama Pujianto, 55, warga Desa Nailan, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, menyerahkan sebuah mortir peninggalan zaman perang kepada petugas Polsek Slahung, Selasa (28/2/2017). Mortir zaman perang itu sebelumnya telah disimpan di rumah Pujianto sejak dua bulan yang lalu.
Kasubbag Humas Polres Ponorogo, AKP Sudarmanto, mengatakan Pujianto telah menyerahkan mortir hasil temuannya itu kepada polisi, Selasa. Pujianto menemukan mortir zaman perang itu dua bulan lalu.
Dia menyampaikan mortir itu ditemukan Pujianto di belakang rumahnya atau di tanah milik PJKA di Dusun Dongko, Desa Nailan, Kecamatan Slahung. Sesaat setelah menemukan mortir itu, Pujianto langsung membawanya dan menyimpannya di rumah.
“Mortir itu sempat disimpan Pujianto di rumahnya. Saat itu Pujianto tidak khawatir menyimpan mortir di rumahnya karena mengira sudah tidak aktif,” jelasnya, Rabu (1/3/2017).
Namun, setelah mendengar cerita dari tetangganya soal mortir. Pujianto kemudian khawatir dan langsung melaporkan ke Polsek Slahung.
Atas laporan itu, aparat Polsek Slahung kemudian berkoordinasi dengan tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polres Ponorogo untuk melakukan evakuasi. Tim Inafis kemudian membawa mortir itu dan langsung membawanya ke Mapolres Ponorogo.
Kasubbag Humas Polres Ponorogo, AKP Sudarmanto, mengatakan Pujianto telah menyerahkan mortir hasil temuannya itu kepada polisi, Selasa. Pujianto menemukan mortir zaman perang itu dua bulan lalu.
Dia menyampaikan mortir itu ditemukan Pujianto di belakang rumahnya atau di tanah milik PJKA di Dusun Dongko, Desa Nailan, Kecamatan Slahung. Sesaat setelah menemukan mortir itu, Pujianto langsung membawanya dan menyimpannya di rumah.
“Mortir itu sempat disimpan Pujianto di rumahnya. Saat itu Pujianto tidak khawatir menyimpan mortir di rumahnya karena mengira sudah tidak aktif,” jelasnya, Rabu (1/3/2017).
Namun, setelah mendengar cerita dari tetangganya soal mortir. Pujianto kemudian khawatir dan langsung melaporkan ke Polsek Slahung.
Atas laporan itu, aparat Polsek Slahung kemudian berkoordinasi dengan tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polres Ponorogo untuk melakukan evakuasi. Tim Inafis kemudian membawa mortir itu dan langsung membawanya ke Mapolres Ponorogo.