Bahas Calon Pengganti Alm. Brigjen TNI (Purn) Priyo Handoko, RPI Gelar Rapat Terbatas



Jakarta, IMC - Tim Nasional Pemenangan Prabowo-Sandi Rumah Pejuang Indonesia (RPI) menggelar rapat konsolidasi internal organisasi RPI dan pembahasan pergantian Ketua Umum alm. Brigjen TNI (Purn) Priyo Handoko yang wafat menjelang hari raya Idul Fitri. 

Rapat dilakukan di Jl. Raden Saleh II No 9 AB Menteng Jakarta Pusat, dipimpin Wakil Ketua Umum RPI Dr. Ir. H. M Nizar Dahlan, M.Si, dihadiri para petinggi Rumah Pejuang Indonesia (RPI). Tampak hadir Faisal M. Jasin, ST, M.Si, Dra. Dadah Chalidah, M.Pd, Soedaq Darmanto, H. Deany T. Sudjana, SH, MM, Harry Setiadji Wibowo, SS, Diajeng W. Nugroho, Andi Rijal, Sarjono Pulukadang dll. Rapat dimulai sekitar pkl 14.30 wib hingga pkl 19.00 wib, suasana rapat penuh keakraban diantara sesama warga Rumah Pejuang Indonesia (RPI).

Banyak nama yang masuk menjadi nominator calon Ketua Umum RPI, sekitar 8 sampai 9 nama yang dicatat yang masuk sebagai calon Ketua Umum RPI. Ada beberapa nama yang masuk menjadi nominator calon Ketua Umum RPI yang diusulkan. 

"Dari nama-nama tersebut mengkerucut pada 3 nama, lalu 3 nama tsb masih digodok lagi untuk melahirkan satu yang terbaik, sehingga nanti disepakati adalah nama yang benar-benar siap, ini sudah mengkerucut. Saat ditanya siapa nama-nama calon Ketua Umum tsb, Nizar enggan menyebutnya, dalam satu atau dua hari ini sudah kita putuskan dan nanti kita umumkan," jelas Nizar, Anggota DPR RI periode 2004-2009 dari Partai Bulan Bintang ini.

Lanjut Nizar, rapat RPI hari ini lebih banyak pada ajang konsolidasi, rapat hari ini adalah rapat terbatas, bersifat konsolidasi internal organisasi. Rapat membahas persiapan langkah-langkah strategis kedepannya.

"Konsolidasi Rumah Pejuang Indonesia sebagai tim nasional pemenangan Prabowo-Sandi
dalam rangka memenangkan pertarungan 2019, kami yakin Prabowo-Sandi akan memenangkan pertarungan ini. Prabowo-Sandi sebagai  Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024 untuk memimpin Negeri ini kearah lebih baik," jelas Nizar. 

Nizar menjelaskan RPI telah melakukan konsolidasi secara nasional dari Seknas (Sekretariat Nasional) untuk menyusun strategi pemenangan Prabowo-Sandi. "Konsep dan strategi kami telah matang, tinggal implementasi dilapangan, ini butuh perjuangan yang sungguh-sungguh, perjuangan RPI demi bangsa dan negara melalui Prabowo-Sandi, demi semua kelompok, suku, agama dan golongan," tegas Nizar penuh optimis.

"Sebagai organisasi perjuangan yang bersifat perkumpulan, RPI telah terbentuk di berbagai propinsi di Indonesia, RPI akan mempersiapkan diri dengan baik dan maksimal, personil RPI terdiri dari berbagai kalangan; para aktifis, cendekiawan, tokoh agama, tokoh adat, pengusaha, pemuda mahasiswa, artis / seniman dll. Semuanya bertekad memenangkan Prabowo-Sandi, karena melihat kondisi dan situasi negeri ini tambah lama tambah terpuruk dalam lilitan utang serta buruknya pengelolaan pemerintahan dengan merosotnya nilai rupiah terhadap mata uang dollar Amerika, hal ini membuat daya jangkau ekonomi rakyat bertambah susah, melemahnya rupiah berimbas pada rakyat, dan rakyat tambah menderita," jelas alumni HMI Cabang Bandung ini.

"RPI ingin negeri ini dikelolah dengan lebih baik di masa depan ditangan Prabowo-Sandi. Melihat dukungan rakyat yang antusias untuk Prabowo-Sandi, RPI yakin Prabowo-Sandi akan menjadi Presiden Republik Indonesia yang ke 8 tahun 2019, Prabowo-Sandi akan memenangkan pertarungan ini secara bermartabat," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Harian RPI Akhmad Bumi ketika dihubungi media ini secara terpisah melalui tlp seluler mengatakan konsentrasi Tim Pemenangan Prabowo-Sandi Rumah Pejuang Indonesia (RPI) pada Pilpres 2019 adalah pada pemilih mengambang, pemilih yang belum menentukan sikap politiknya di Pilpres 2019. 

"Kita merujuk pada hasil survei. Hasil survei Polmark Indonesia misalnya menyebutkan sekitar 39,9 persen masyarakat tidak mengetahui Pilpres 2019. Yang tidak mengetahui Pileg hampir setengahnya atau sekitar 49,5 persen. Yang tidak tahu Pileg-Pilpres bahkan mencapai 58,6 persen, ini yang kita rebut, kita tidak lagi ganggu pemilih yang sudah loyal pada partai koalisi pendukung Prabowo-Sandi, kalau pemilih itu sudah jelas memilih Prabowo-Sandi, kita rebut pemilih yang belum menentukan sikap politiknya," jelas Bumi.

"Dari data hasil survei itu, pemilih mengambang masih relatif tinggi. Belum meluasnya pengetahuan yang dimiliki publik, berdampak juga terhadap informasi yang dimiliki masyarakat terkait dengan pilihan politiknya. Salah satunya, jumlah massa mengambang relatif tinggi baik dari pilihan caleg, pilihan presiden maupun pilihan partai. Hasil survei menyebutkan masing-masing sekitar 24,7 persen untuk pilihan partai; 86,9 persen untuk pilihan caleg; dan 33,5 persen untuk pilihan presiden. Ini yang kita petakan dalam kerja-kerja strategis RPI kedepan, ada tolak ukur dan kerja-kerja terukur berikut capaiannya yang akan terus kita evaluasi, kita evaluasi dengan cara kita," jelasnya.(red)

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال