Rocky Gerung : Perubahan Cawapres Mahfud, Jokowi Lemah, itu Imoralitas Publik


Jakarta, IMC - Pemerhati politik Rocky Gerung menilai peristiwa politik penentuan calon Wakil Presiden untuk Joko Widodo pada pekan lalu sebagai sebuah pameran sikap imoralitas. Sebab Joko Widodo sebelumnya telah memilih pilihan sendiri, yaitu Mahfud MD, tetapi dia mengubah keputusan itu hanya karena tekanan dari koalisi partai politik pendukungnya.

Sebagaimana diungkapkan Mahfud MD, Jokowi mengaku didesak oleh partai koalisi untuk mengganti namanya sebagai calon Wakil Presiden ke KH Ma'ruf Amin, Rais Aam Nahdlatul Ulama sekaligus Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Anda bayangkan, seorang Presiden, pada saat terakhir tidak bisa mempertahankan integritasnya," kata Rocky dalam program Indonesia Lawyers Club tvOne yang bertajuk Antara Mahar dan PHP pada Selasa malam, (15/8).

Pengajar ilmu filsafat itu tak dapat membayangkan betapa lemah integritas Jokowi hanya dalam urusan penentuan calon Wakil Presiden. Bukan suatu hal yang mustahil Jokowi akan tunduk pada tekanan sana-sini ketika dihadapkan pada satu situasi yang lebih rumit yang menuntut keteguhan sikapnya.

"Jadi bagaimana mungkin dia dalam situasi yang mungkin lebih berbahaya dia dapat tangguh menghadapi. Dalam duel internasional, misalnya, dalam negosiasi," ujarnya.

Pada dasarnya, menurut Rocky, Jokowi memiliki kesempatan dan otoritas untuk mempertahankan sikapnya dan tidak tunduk atas desakan partai dalam koalisi. Apalagi dia dalam kapasitasnya bukan hanya sebagai calon presiden, tetapi malahan presiden yang masih berkuasa.

"Jadi, kita baca dalam psychogram, bahwa Pak Jokowi itu lemah. Yang terhina adalah moralitas publik," katanya.

Mahfud MD mengakui ada ancaman dari PBNU kepada Jokowi agar memilih cawapres dari NU. Mahfud mengatakan KH Ma'ruf Amin adalah orang yang menyuruh PBNU mengeluarkan ancaman tersebut.

"Robikin yang menyatakan ancaman dan yang menyuruh itu KH Ma'ruf Amin. Bagaimana saya tahu kiai Ma'ruf Amin yang suruh? Muhaimin yang bilang ke saya," ungkap Mahfud saat berbicara di acara Indonesian Lawyer Club yang disiarkan TV One, Selasa (14/8).

Pemilihan cawapres Jokowi memang sempat menuai kontroversi. Pasalnya, nama Mahfud yang pada detik terakhir pengumuman paling santer akan dipilih Jokowi, tiba-tiba tersingkir. Jokowi akhirnya memilih KH Ma'ruf Amin sebagai cawapresnya.

Mahfud MD juga menyebutkan dirinya dihubungi Pratikno, Pramono Anung, Asisten Presiden untuk bersiap diri jadi cawapres Jokowi. Siapa yang tidak percaya kalau Pratikno, Pramono Anung, Asisten Presiden yang hubungi.

Mahfud mengakui dipanggil ke istanah oleh presiden Jokowi dan Jokowi menyampaikan atas desakan partai koalisi, dirinya tidak bisa berbuat apa-apa kata Jokowi sebagaimana ditirukan Mahfud. Tiap partai datang dengan cawapres masing-masing. "Saya ikhlas kata Mahfud, kepentingan negara jauh lebih besar ketimbang saya seorang Mahfud," jelasnya.(*)

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال