Ketua FPI Aceh Menyikapi Kecekcokan Antara Gubernur dan DPR Aceh


Lhokseumawe, IMC - Menyikapi kecekcokan antara Gubernur Aceh dan  DPR Aceh , kami atas nama FPI Aceh mengajak kedua pihak dan tidak saling egois dan tidak saling berantam,  apalagi dipertontonkan di depan kami rakyat lewat media, sudah cukup kepada rakyat dan anak anak 30 tahun lebih dipertontonkan komplik bersenjata antara RI dan GAM , Sekarang mau apalagi , apakah Pemimpin Aceh mau mendidik anak Aceh dengan etika tidak baik dalam bertutur,  apakah bahasa yang keji layak keluar dari mulud seorang pemimpin...?, Senin (02/07/18)

Soal ada rakyat yang kritik terhadap kebijakan Gubernur itu sah sah saja, begitu pula soal ada interpelasi dari DPR A kepada Gubernur itu sah sah saja, karena Gubernur Ibarat seorang ayah dalam Rumah tangga Aceh , dan DPR Aceh ibarat anak yang tua yang mewakili anak anak yang kecil untuk menanyakan apa saja yang belum jelas bagi anak anak lain. Jadi ayah tidak boleh marah marah walaupun ada hal pribadi yang ditanyakan,  seperti pertanyaan tentang siapa wanita manado  ..? Ya kalau istri jawab istri..kalau bukan yah jawab bukan kenapa harus ribut ribut,  kenapa sampai kepada buka buka aib aib, ini tidak etis dan tidak selesai masalah.

Kami atas nama bahagian dari rakyat Aceh malu punya pemimpin yang sibuk bertengkar dan buka buka aib orang di media, apa tidak ada hal lain yang perlu dikerjakan, rakyat sudah cukup menderita, angka kemuskinan tambah meningkat , penganguran dimana mana, kenapa tidak menjadi fokus ..?
Kalau terus menerus seperti ini kapan Aceh bisa maju masing masing mempertahankan ego sendiri.

Begitu pula mengenai Pergub APBA dan Pergub Cambuk, kalau rakyat tidak setuju cabut aja pergub itu, pergub kan bukan al quran yang tak boleh dirobah robah, sedangkan pergub kan boleh di robah atau di cabut, bukti rakyat tidak setuju adalah manyoritas wakil rakyat tidak setuju, maka cabut aja pergub itu, jangan seorang gubernur sok sok jadi tuhan, peraturannya ngak boleh di ganggu gugat. padahal Allah saja yang maha mengetahui ada aturannya yang dimansuhkan diganti dengan aturan lain, apalagi kita manusia.

Jadi jangan buat Aceh ini seperti milik pribadi, atau bagaikan sebuah perusahaan pribadi , mau di buat sesukak hati,  kami sudah bosan nonton adegan teumenak teumenak di FB dan di media lainya, cukup memalukan.

Maka sekali lagi kami harapkan jangan pertotonlan akhlak tidak baik di Aceh ini, karena bangsa Aceh bangsa yang punya marwah dan punya tata kerama dalam kehidupan. Jangan nanti salahkan rakyat dikala rakyat bertutur kasar kepada pemimpinnya, karena pemimpin yg tidak bisa jaga kata kata.



Penyunting : Bambang Herman

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال