Prajurit Kodam IV/Diponegoro Dikenalkan RFID dari Disjasad


Semarang | Jateng, IMC - Prajurit tidak akan terlepas dari namanya tes kesegaran jasmani. Mulai dari seleksi pendidikan, seleksi kenaikan pangkat ataupun kesegaran jasmani periodik yang dilaksanakan enam bulan sekali. Namun dengan penilaian yang dilakukan secara manual oleh para penguji, sering kali hasilnya tidak transparan dan kurang obyektif sehingga peserta merasa diperlakukan tidak adil dan dirugikan.

Namun kedepan permasalahan tersebut akan segera dihilangkan, karena Dinas jasmani TNI AD (Disjasad) telah mengembangkan teknologi digital yang dapat membantu dalam pelaksanaan tes kesegaran jasmani. Teknologi yang diberi nama Radio Frekquency Identification (RFID) terbukti mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, sehingga prajurit tidak akan dirugikan.

Agar para prajurit Kodam IV/Diponegoro dapat menerima dan segera menyesuaikan dengan penggunaan RFID pada pelaksanaan tes kesegaran jasmani pada kesempatan yang akan datang, Tim dari Disjasad memperagakan penggunaan alat tersebut di GOR Patriot Kodam IV/Diponegoro, Jum’at (29/6) usai kegiatan aerobik.

Kajasdam IV/Diponegoro Kolonel Inf Ganardyto Herry Kuntjahjono berpesan agar para prajurit memperhatikan betul peragaan penggunaan alat semapta digital ini. Terkait dengan digunakannya alat tes baru tersebut, diharapkan mulai saat ini agar para prajurit  mempersipakan diri dengan latihan yang benar dan terukur, sehingga apabila test diberlakukan sudah terbiasa melakukan gerakan sesuai yang diharapkan.

“Alat ini tidak bisa dibohongi, semua terekam dengan baik, sehingga hasilnya diharapakan akan lebih transparan dan dapat dipercaya”, ungkap Kajasdam.

Sementara itu, Letkol Inf Drs. H. Simanjuntak, M.Pd. dari Tim Disjasad menjelaskan, pada awalnya para peserta melaksanakan registrasi untuk dicatat dan dihimpun datanya di komputer. Selanjutnya masing-masing peserta akan diberikan kartu peserta yang telah diberi barcode sesuai data yang sudah terekam.

Pada pelaksanaan tes kesegaran jasmani “A”, para peserta menyerahkan kartunya kepada testor dan akan diberi gelang yang telah terpasang chip indikator. Chip inilah yang nantinya akan merekam waktu tempuh yang dicapai oleh peserta, dimana setelah menyelesaikan lari sejauh 3.200 meter chip akan mati dengan sendirinya dan akan menunjukkan catatan waktu yang dicapai.

Sedangkan untuk kesegaran ‘B”, masing-masing alat tes telah dipasang kamera yang terhubung dengan komputer. Kamera tersebut akan merekan sesuai indikator dan akan memberikan nilai sesuai dengan ketentuan yang ada. Bila peserta melakukan kegiatan tidak benar, maka komputer akan mengirim indikasi benar dan mencatat perolehan nilai, sebaliknya bila peserta melakukan salah komputer tidak akan menghitungnya.

Khusus untuk test sheatle run (lari angka delapan), para peserta juga akan diberi gelang yang sudah terpasang chip untuk mencatat waktu pencapaian. Setelah peserta melewati tiang dekat dan tiang jauh sebanyak tiga kali, maka chip akan mati sendiri dan akan menunjukkan waktu tempuh terbaiknya.

“Alat ini sudah diujicobakan pada pemeriksaan awal kesegaran jasmani Siswa Susjab dan Dikreg Seskoad pada awal tahun 2018 ini, dan hasilnya sangat bagus. Benar apa yang disampaikan Kajasdam, bahwa RFID ini lebih transparan dan tidak mau berbohong, karena alat ini hanya akan mencatat yang benar saja, dengan demikian hasilnya akan lebih obyektif dan dapat dipercaya”, pungkas Letkol Inf Simanjuntak. (S)

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال