SMPN 1 Ile Ape Gagas Pondok Baca Mendukung GLS




Lembata, IMC- Gerakan Literasi Sekolah lahir dari gagasan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan  untuk meningkatkan praktik pendidikan yang dilaksanakan di sekolah agar mampu memperlihatkan fungsi sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang menjadikan semua warganya menjadi terampil membaca untuk mendukung mereka sebagai pembelajar sepanjang hayat. Gerakan ini melibatkan semua pemangku kepentingan mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga satuan pendidikan.

Plt. Kepala Sekolah SMPN 1 Ile Ape Bibiana Perada Bali, S. Pd kepada indonesiamediacenter.com Selasa, 16/01/2018 di perpustakaan SMPN 1 Ile Ape, menjelaskan, Pada hakekatnya pengertian dari literasi sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas antara lain membaca, melihat,menyimak, menulis dan atau berbicara.

Sedangkan tujuan dari GLS ini adalah menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui melalui pembudayaan ekosistim literasi sekolah yang menyenangkan dan ramah anak dan menghadirkan beragam bacaan yang berkelanjutan agar
warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik, ujar Bibiana.

Bibiana Perada juga menambahkan dalam implementasinya di sekolah kami SMPN 1 Ile Ape, GLS ini tidak maksimal diterapkan karena keterbatasan sumber bacaan, di mana hakekat dari GLS ini kegiatan membaca selama 15 menit sebelum proses kegiatan belajar mengajar dengan membaca buku-buku bacaan yang bukan buku pelajaran. Sehingga untuk mendukung GLS ini maka setidaknya harus ada paling kurang 192 sumber bacaan untuk seluruh siswa di sekolah ini untuk memulai gerakan literasi ini.

 "Dan sebagai penanggung jawab lembaga ini maka pihak sekolah telah meminta dukungan dari berbagai pihak antara lain para relawan buku,pegiat dan pecinta literasi,alumni  peduli almamater, penerhati pendidikan yang sudah berkontribusi baik personal maupun komunal Disamping itu pihak sekolah juga telah merancang pembangunan pondok baca bernuansa tropis alam terbuka untuk mengurangi konsentrasi pembelajaran berbasis ruang kelas.

Harapan sekolah agar semua pihak tidak memandang sebelah mata akan gerakan literasi sekolah ini karena kita semua sedang mempersiapkan generasi emas abad 21 yang harus literat di berbagai bidang kehidupan.




Relawan Taman Daun, Jhon S. Batafor kepada indonesiamediacenter.com Rabu, 18/01/2018 mengaku bangga dengan Ibu kelapa sekolah SMPN 1Ile ape yang mana telah membuka diri dan punya keprihatinan terhadap kehidupan Perpustakaan sekolahnya terkhusus siswa-siswinya yg sangat jauh dari rasa ketertarikan untuk mengunjungi Perpustakaan.

 "Dari pantauan saya ketika berada beberapa saat di dalam ruang perpustakaan SMPN 1 Ile Ape, saya merasa sangat tidak nyaman, dikarenakan kondisi ruangan yang lumayan panas serta warna tembok yang kurang sesuai dengan usia. anak, ujar Jhon Batafor.

Jhon Batafor menambahkan, Untuk menumbuhkan Rasa Kecintaan siswa-siswi terhadap Ruang Perpustakaan, sangat dibutuhkan Warna ruangan yang sesuai serta mungkin sangat perlu ditambahkan beberapa Gambar Tokoh anak sehingga dapat menciptakan rasa ketertarikan anak-anak untuk datang ke perpustakaan serta berdampak pada Kecintaan mereka terhadap Buku.

Untuk di ketahui, Taman Daun siap menyumbangkan Buku-buku bacaan anak kepada SMPN 1Ile Ape untuk Mendukung Gerakan Literasi Sekolah, dan juga Mendukung pembangunan Pondok Baca di SMPN Ile Ape. (Emanuel Bataona)

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال