Aceh Tamiang IMC - Menjajaki sebuah Desa Alur Nunang di Kecamatan Banda mulia Kabupaten Aceh Tamiang yang terkenal dengan adanya pantai begitu indah. Senin (15/01/18)
Momen liburan sekolah dimanfaatkan oleh sebagian orang jalan-jalan ke lokasi wisata. Bagi yang berkantong agak tebal, mereka biasanya berlibur ke luar kota seperti Jakarta, Bali maupun Luar Negeri,Bagi orang tua yang memiliki 'persediaan terbatas', cukuplah mereka mengajak anak-anak mengunjung atau bermain di tempat-tempat rekreasi yang ada di pulau ini saja, seperti bermain ke pantai Alur Nunang.
Sayangnya, untuk lokasi pantai Alur Nunang, pengunjung bukan hanya tidak menemukan sentuhan pembangunan dipantai tersebut, tapi juga kondisi jalan menuju pantai yang rusak dan memprihatinkan.
"Anak-anak sudah cukup gembira diajak bermain atau mandi-mandi di pantai, sayangnya sebelum sampai ke pantai kami harus berjibaku dengan kondisi jalan yang hancur-hancuran,'' sebut Alin Genk warga Aceh Tamiang.
Kalau saja jalan menuju ke Pantai Alur Nunang Lancar bagus dan dibangun sarana pendukung lainnya di sekitaran pantai, saya yakin akan banyak warga Aceh Tamiang dan sekitarnya akan datang berkunjung,'' ujar Alin Genk.
Banyak hal yang bisa diberdayakan, selain pembangunan infrastruktur penunjang pengembangan wisata, pemerintah juga bisa membedayakan masyarakat setempat. Bisa dalam bentuk penyiapan kuliner bagi pengunjung ataupun hal-hal lain yang bisa menjadi daya tarik bagi pengunjung.
" Saya sebagai Masyarakat memohon perhatian kepada dinas pariwisata dan Bupati Aceh Tamiang Serta DPRK maupun DPR-RI, sebab di pantai itu setiap hari minggu ramai di kunjungi wisata domestik, dan masyarakat daerah tersebut ada yg berjualan sewa ban, tempat mancing, seandainya jalan nya bagus pasti menambah pendapatan daerah tersebut" Pintanya.
Pemeritah sudah harus berfikir keras bagaimana mencari dan mengggali serta meningkatkan pendapatan asli daerah, karena Pariwisata adalah salah satunya. Tapi terus terang kami belum melihat upaya ke arah itu, Lihat saja mau ke pantai Alur Nunang jalannya juga hancur-hancuran, bagaimana mau mengembangkan wisata lainnya. Grand disign yang paling penting, tapi kalau kerjanya setengah-setengah ya hasilnya juga setengah atau bahkan tak sampai setengah,'' papar Alin Genk. (Beng)