Jakarta, IMC – Menyambut Pilkada Sumut yang rencananya akan digelar pada 28 Juni 2018 mendatang, berbagai strategi mulai disusun tim / parpol untuk memenangkan
paslon yang diusungnya. Aneka strategi dikeluarkan untuk menarik pemilih dalam
menjatuhkan pilihan politik pada paslon yang bertarung.
Dari sekian banyak strategi yang dikeluarkan, bukan tidak
mungkin isu SARA akan kembali menjadi senjata pamungkas untuk meraih simpati
dan dukungan dalam Pilkada Sumut 2018. Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Pembina “Relawan DjoSS4Sumut”, Irjen Polisi (Purnawirawan)
Drs. Erwin TPL Tobing, berpendapat bahwa seorang pemimpin harus arif, karena pemimpin
adalah milik semua orang, bukan hanya sekedar mengejar jabatan. Menurutnya prinsip
tersebut harus selalu dipegang teguh oleh seorang pemimpin.
“Karena kita ini sedang mencari
pemimpin, jadi masalah-masalah agama jangan dibawa-bawa. masalah suku jangan
dibawa-bawa, karena ini adalah pemimpin!” tegas Erwin saat menghadiri Rapat Umum
“Relawan DjoSS4Sumut”,
Sabtu (27/012018), di Bangi Kopi Tiam, Jl. Sabang – Jakarta Pusat.
“Kita mencari pemimpin lho,
bukan mencari pejabat. Kalau dia pemimpin berarti dia harus bisa memimpin untuk
semua orang Sumut yang heterogen, beda suku, agama dan keyakinan. Jadi sangat
tidak baik kalau kampanye ini membawa isu SARA, itu tidak pantas untuk menjadi
pemimpin,” pungkas Erwin, yang merupakan tim pemenangan Paslon Cagub dan Cawagub Sumut, Drs. H. Djarot Saiful Hidayat, M.S
dan Sihar PH.