Untuk Menangkal Radikalisme di Sekolah, 30 Murid SMAK Santa Maria Malang Ikut Latihan Kepemimpinan

MALANG, IMC--- Hujan barusan reda. Suasana sepi. Tak terdengar bunyi-bunyian. Termasuk suara-suara burung yang sering bertengger di pepohonan, hari itu tak terdengar sedikit pun.


Sebanyak 30 siswa-siswi kelas X dan XI Sekolah Menengah Atas Katolik (SMAK) Santa Maria Langsep, Malang, Jawa Timur, sejak Jumat hingga Minggu (17-19/11/2017), mengikuti Latihan Kepemimpinan Tingkat Lanjut (LKTL) di perkebunan milik Kongregasi Frater Bunda Hati Kudus (BHK) yang diadakan Organisasi Intra Sekolah (OSIS) SMAK Santa Maria, guna meningkatkan kecintaan dan bela negara terhadap NKRI. Serta ingin menangkal dan menjauhkan radikalisme dari sekolah tersebut dengan mengambil tema, “STRIVE FOR PROGRESS”.


YB Mispan selaku Wakil Kepala Kesiswaan SMAK Santa Maria, mengatakan Latihan Kepemimpinan Tingkat Lanjut (LKTL) yang diadakan OSIS SMAK Santa Maria Langsep, ini bertujuan melatih mental, kedisiplinan, tanggung jawab, karakter, kejujuran, keakraban. Termasuk memiliki kecintaan yang mendalam terhadap NKRI, Pancasila, UUD 1945, dan Kebhinekaan. Dan juga untuk mengajak seluruh siswa-siswi SMAK Santa Maria untuk terus meningkatkan toleransi antar teman.


Selain melakukan Latihan Kepemimpinan Tingkat Lanjut (LKTL), OSIS SMAK Santa Maria juga melakukan bakti sosial kepada masyarakat setempat yang berpenghasilan rendah dengan menjual pakaian bekas layak pakai. Dan melatih para murid untuk berempati dan peduli sesama yang masih sangat membutuhkan bantuan.


“Sejak September hingga saat ini (November) 2017 ini, calon calon pengurus OSIS sudah proses pembinaan dan penggemblengan di sekolah yakni dengan menggunakan setiap jam pulang sekolah. Penggemblengan itu berupa melatih kedisiplinan, dan tanggung jawab. Karena kedisiplinan dan tanggung jawab ini merupakan hal terpenting dalam pembentukan karakter murid di sekolah,” kata Mispan, Waka Kesiswaan dan sekaligus pendamping OSIS.


Ditegaskan Mispan, selama penggemblengan terhadap calon-calon pengurus OSIS, pihaknya bersama para Pembina dan guru dilibatkan supaya hasil yang telah direncanakan dapat dicapai. “Kami melibatkan semua Pembina. Penggemblengan itu tidak hanya dari sisi akademis saja. Melainkan dari sisi kepribadian, bakat, minat, dan lain-lain, sangat kami perhatikan sungguh-sungguh,” tegas Mispan.

Menurut Mispan, selama penggemblengan berlangsung, pihaknya menerapkan sistem 50 persen dan 30 persen. Artinya, 50 persen itu dilihat dari sisi kepribadian, kejujuran, kedisiplinan dan lain lain. Sedangkan 30 persen itu dilihat dari sisi akademis. Sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan output yang sungguh-sungguh diharapkan.


“Selama kegiatan tiga hari di perkebunan Frater BHK, selain Latihan Kepemimpinan Tingkat Lanjut, juga diadakan kegiatan lainnya seperti outbond, dan permainan sejenisnya. Itu untuk melatih kebersamaan, kekompakan, dan meningkatkan saling percaya dan cinta antar sesama teman dalam bingkai NKRI.  

Viona Wijaya selaku Ketua Panitia yang juga masih tercatat sebagai murid kelas XII, kepada IMC mengatakan, “Tadi kami juga menjual pakaian layak pakai. Kami menjual kepada masyarakat sekitar sini. Itu kegiatan baksos kami dalam LKTL. Dan kami sudah menghubungi Ketua RT dan Ketua RW setempat terkait baksos dan penjualan pakaian tersebut. Dan rupanya, respon masyarakat sekitar sini sangat baik. Mereka meminta kami untuk kembali melakukan baksos serupa. Kami semua ikut senang dan gembira, walau pun yang kami berikan belum seberapa,” kata Viona, dengan intonasi penuh semangat.


Ditanya, kenapa di dalam LKTL ini diberikan juga materi tentang kewirausahaan dan softskill? Dengan ekspresi serius dan bernada ketegasan, Viona mengatakan dunia kewirausahaan dan soft skill perlu dikuasai seseorang. Mengingat persaingan dalam dunia kerja semakin menggila. Sekaligus sebagai bekal ketika nanti ingin menggeluti dunia tersebut. (Felix)







Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال