Bekasi, IMC - Menjadikan kota Bekasi masuk dalam kategori kota cerdas merupakan salah satu tujuan dibentuknya Dewan Kota Cerdas Bekasi (DKCB). Demikian disampaikan oleh Asep Hidayat, SE., M.M.Pd., yang merupakan salah satu dari 129 anggota DKCB yang dilantik oleh Walikota Bekasi Dr. Rahmat Effendi, pada 10 Juli 2017 lalu di Aula Nonon Sontanie Kantor Pemerintah Kota Bekasi.
"Ini merupakan gagasan Pak Walikota untuk mewujudkan kota Bekasi menjadi kota cerdas seperti lima belas kota terdahulu yang sudah mendapatkan predikat sebagai kota cerdas, seperti Depok, Bandung, Surabaya, Semarang, dan Tangerang yang masuk dalam kategori kota besar," ungkap Asep Hidayat, salah satu anggota DKCB dari unsur Kadin Bekasi, Senin (20/11).
Ketika disinggung mengenai persiapan dan langkah-langkah apa yang sudah dan akan ditempuh DKCB dalam waktu dekat untuk mewujudkan visi dan misi DKCB, ayah empat orang anak yang aktif dalam organisasi kemasyarakatan dan sebagai praktisi sekaligus akademisi ini menjelaskan bahwasanya untuk beberapa bulan kedepan DKCB sedang dalam fase sosialisasi kepada masyarakat kota Bekasi terkait program-program yang sedang diusung dan di-implementasikan secara nyata.
Asep Hidayat menambahkan ada tiga unsur yang menjadi kriteria dalam penilaian kota cerdas yakni aspek lingkungan, ekonomi dan aspek sosial.
"Setidaknya pemerintah kota harus menerapkan dan mempertimbangkan beberapa faktor dalam upaya mewujudkan Kota Bekasi menjadi Kota Cerdas, yaitu faktor Ekonomi, Sosial dan faktor Lingkungan," jelas pendekar silat siliwangi ini kepada wartawan IMC di kantor Siliwangi Kayuringin, Kota Bekasi, Senin (20/11) siang.
"Sebuah kota dianggap dapat menerapkan konsep cerdas dalam perekonomian apabila kota tersebut ditopang perekonomian yang berjalan dengan baik, termasuk kegiatan industri, dengan memaksimalkan sumber daya yang ada, terutama manusia sebagai aset dan aktor utama penggerak ekonomi," beber Kepala Sekolah SMP Jaya Bekasi ketika diwawancari oleh pimred IndonesiaMediaCenter.com Senin siang.
Sementara dalam segi pengelolaan aspek sosial, lanjut Asep, sebuah kota dinilai berhasil jika masyarakat bisa menikmati keamanan, kemudahan dan kenyamanan di kota tersebut. Masyarakat juga mendapatkan layanan transportasi, kesehatan dan layanan publik lainnya yang mudah didapat dan layak dinikmati. (syf)
Sementara dalam segi pengelolaan aspek sosial, lanjut Asep, sebuah kota dinilai berhasil jika masyarakat bisa menikmati keamanan, kemudahan dan kenyamanan di kota tersebut. Masyarakat juga mendapatkan layanan transportasi, kesehatan dan layanan publik lainnya yang mudah didapat dan layak dinikmati. (syf)