Mengenal Lebih Dekat Karakter Teman



Jakarta, IMC - Sebagai makhluk sosial tentunya manusia saling berinteraksi dan melakukan komunikasi dalam berbagai hal, baik secara langsung maupun menggunakan teknologi yang kita kenal dengan media sosial.

Manusia saat ini menjadi penggila teknologi, terutama teknologi komunikasi dan informasi. Media sosial menjadi saluran utama dan pertama bagi kebanyakan manusia di era global ini. Sehingga manusia yang seharusnya sebagai makhluk sosial beralih menjadi makhluk media sosial.

Penggunaan media sosial tak lain lebih mengarah pada area jalinan pertemanan. Meskipun ada banyak hal yang bisa diperoleh selain pertemanan tersebut, seperti pemanfaatan media sosial untuk bisnis dan keperluan lain yang dapat menambah nilai hidup pribadi.

Dalam menjalin pertemanan baik secara langsung maupun dalam dunia siber yakni melalui media sosial, ada yang dapat kita petik dan sangat berharga untuk kita jadikan suatu renungan dan pelajaran hidup seseorang.

Kita tentu mempunyai banyak teman, ratusan, ribuan bahkan mungkin jutaan teman yang  tertaut dalam jalinan media sosial kita.

Dari sekian banyak teman yang kita punya, sudah pasti beraneka ragam sifat dan karakter yang kita temui. 

Ada pelajaran berharga yang dapat kita petik dari keragaman karakter teman yang kita miliki.

Pertama, teman yang memiliki karakter atau sifatnya KERAS, kadang kita kurang tahan dan lebih banyak menjauhinya. Padahal teman yang satu inilah yang mendidik kita untuk menjadi pemberani dan bersikap tegas.

Kedua, teman yang mempunyai sifat LEMBUT kadang sering membuat kita kesal karena geraknya yang slow motion, namun kita tidak sadar bahwa teman kita yang satu inilah yang mengajarkan kepada kita bagaimana kita saling berkasih sayang dengan sesama, menuntun kita memahami tentang cinta.


Untuk belajar bagaimana menumbuhkan rasa peduli kepada orang lain, kita dapat belajar dari katakter teman yang acuh tak acuh.
Ketika kita berteman dengan orang yang kurang peduli sama kita (cuek /acuh - red), dari situlah kita bisa berfikir bagaimana kita bisa bersikap perhatian dan peduli sama sesama.

Orang yang acuh cenderung tak peduli terhadap lingkungan, teman bahka kadang terhadap dirinya sendiri.

Fenomena karakter teman yang keempat biasanya kita temui teman yang hanya kurang baik atau bahkan jahat terhadap kita.
Teman yang hanya memanfaatkan kebaikan kita, dia datang saat butuh bantuan, namun tak pernah mau membantu saat kita butuh ulurannya.

Nah, karakter temen seperti di atas dapat kita ambil pelajaran yang berharga bagaimana kita melatih diri untuk tetap ikhlas, dan terus berbuat baik mesekipun kita disakiti oleh orang yang kita bantu.
Namun demikian, kita dapat memilah dan selalu waspada terhadap orang-orang yang hanya memanfaatkan kebaikan orang lain.

Selanjutnya, ada karakter dari teman kita yang satu ini paling dibenci oleh kebanyakan orang.
Yaitu orang yang tidak bisa menjaga rahasia dan sulit dipercaya.


Biasanya anak-anak muda, remaja, ataupun usia matang, saling bercerita keluh kesah dengan temannya. Berbagi cerita dengan teman memang sangat menyenangkan, baik verita cinta, kisah kasih remaja, urusan pekerjaan, rumah tangga bahkan masalah urusan ranjang kuga tidak sedikit yang menjadi topik curhat antar sahabat.

Tapi, akan menjadi bencana jika kita berbagi kisah dengan orang yang salah, yang suka menceritakan kembali ke semua orang, dan membuka aib kita kepada orang lain bahkan kepada publik, sungguh membuat tensi kita menjadi naik dua kali lipat lho.

Lalu, apa yang bisa kita petik dari karakter teman seperti itu?
Tentu ada sisi baiknya, teman yang  sulit dipercaya dan suka membuka aib, sebenarnya ia yang memaksa kita untuk berfikir dan merenungkan bagaimana rasa sakitnya ketika kita dikhianati, sehingga mengajarkan kita untuk tidak mengkhianati kepercayaan yang sedang diberikan kepada kita.

Ketika diberikan satu kepercayaan, sebagai contoh pejabat yang saat ini memangku kekuasaan bukan serta merta tanpa tanggung jawab, melainkan ia sedang diberikan kepercayaan oleh rakyat agar menjalankan tugasnya dengan baik, namun ketika kepercayaan takyat telah dikhianati dengan melakukan korupsi, mengeluarkan kebijakan yang justru menyengsarakab rakyat, disitulah rakyat telah dikhianati. 

Dari situlah kita belajar untuk menjadi orang yang amanah dan dapat dipercaya, sebab kepercayaan yang hilang bagai kertas yang telah kusam, meski tak robek namun susah kembali seperti semula.

Perlu kita pahami, selalu berfikir positif dan berbaik sangka adalah hal yang harus kita latih dalam menghadapi berbagai macam perlakuan dan sikap dari orang lain.

Karena setiap sifat dan karakter orang-orang yang kita temui sudah barang tentu ada sisi baiknya dan menjadikan kita manusia yang tangguh karena dapat mengambil semua pelajaran yang baik untuk kehidupan kita. (Syf)

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال