Civitas Unitri Bukber Dengan Menjaga Toleransi

Malang, IMC - Banyak cara untuk menjalin kebersamaan dalam kekeluargaan. Salah satu caranya adalah dengan berbuka puasa bersama.

Adalah keluarga besar civitas akademik Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang, belum lama ini, mengadakan acara buka puasa bersama (bukber) antara pihak yayasan, rektorat dan para dosen yang mengabdi di Unitri, dengan komitmen untuk  mempertahankan NKRI dan menjaga toleransi di Indonesia.


Acara buka puasa bersama dilangsungkan di Masjid Margo Utomo yang berada di dalam kompleks Unitri dengan didahului sholat magrib yang dipimpin Rektor Unitri Prof. Dr. Ir. Wani Hadi Utomo.

Ketua Yayasan Bina Patria Nusantara, Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno, selesai mengikuti sholat magrib di masjid Margo Utomo, mengatakan, setiap tahun sebelum merayakan idul fitri, pihak yayasan selalu berinisiatif menghimpun pihak rektorat, para dosen, dan staff untuk bersama mengadakan acara buka puasa bersama.

Baca juga: Tujuh Universitas Berlomba Paduan Suara demi Pertahankan Kerukunan Antar Umat Beragama.

“Ini bertujuan untuk mempersatukan tali silaturahim di antara kami. Karena kami adalah satu keluarga. Kami tidak mau adakan jarak di antara kami,” ungkap Prof. Bambang.

“Dengan berkumpul bersama dalam rumpun keluarga besar ini, sebenarnya kami sementara melakukan tausiah untuk saling mengingatkan, dan saling meneguhkan satu sama lain dalam menjalani bulan puasa sebelum merayakan idul fitri,” tambah guru besar ini.


Selain melakukan tausiah lewat buka puasa bersama ini, juga diadakan pembacaan al-quran untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga bisa terjalin relasi yang baik antara sesama manusia dengan Allah SWT. Juga antar manusia satu dengan manusia lainnya.

“Unitri itu miniatur Indonesia yang kaya akan pluralisme. Dan idul fitri itu untuk menyatukan semua kaum musliman dan muslimin untuk saling menghormati dan menghargai antar pemeluk agama yang bernapaskan NKRI, Pancasila, dan UUD 1945. Unitri sangat menjunjung tinggi pluralisme,” tegasnya.

Sementara itu, Rektor Unitri Prof. Dr. Ir. Wani Hadi Utomo dalam pandangannya menyatakan, NKRI terbentuk dalam keragaman suku dan agama. Oleh karena itu, jika kita mengatakan NKRI final, kewajiban kita untuk menggunakan keragaman sebagai salah satu pilar berbangsa dan bernegara. 

Baca juga: Motivasi Mahasiswa Semester Dua Belajar Bahasa Asing.

“Unitri selalu berusaha untuk menjaga agar keragaman tidak menjadi sumber perpecahan, tapi justru sebagai modal untuk maju ke depan. Saya juga memahami bahwa ada riak-riak kecil yang ingin menggunakan keragaman untuk memecah-belah kehidupan di Unitri. Tapi alhamdullilah sampai saat ini Unitri masih bisa mempertahankan kondisi untuk kondusif, sehingga keragaman tidak sampai memecah-belah warga Unitri,” kata Rektor Wani.

“Banyak pihak yang ingin menghancurkan NKRI, atau paling tidak, mereka tidak ingin NKRI besar dan kuat. Mereka ini menggunakan warga negara yang berpikiran sempit (menganggap dirinya paling benar dan ingin memaksakan kebenarannya pada pihak lain) untuk menghancurkan  NKRI lewat politik becah-belah (ingat cara penjajah Belanda dulu menguasai Indonesia). Sayang, pihak-pihak yang berpikiran sempit tersebut, tidak menyadari (tidak mau mengerti),” tambah Prof Wani, menjawab pertanyaan wartawan lewat WhatssAp.

Ditanya, Unitri disebut sebagai salah satu miniature Indonesia yang tetap menjaga dan memelihara pluralisme dengan baik. Nah, dengan predikat positif yang dikantongi Unitri, apa yang akan dilakukan Unitri terhadap masyarakat Indonesia akan pentingnya keanekaragaman?


Dengan sangat bijak, Rektor Wani menjawab dengan menguraikan bahwa, pertama Unitri harus menjaga agar setiap warga Unitri menghargai keragaman, menghormati orang lain yang tidak seiman, tidak sesuku. Untuk ini, Unitri ada materi kuliah wawasan kebangsaan. Unitri juga aktif membina hubungan baik antara sesam mahasiswa-mahasiswi pendatang dan penduduk lokal dengan cara melakukan kegiatan bersama, seperti pawai budaya, halal bihalal, dan mewajibkan mahasiswa-mahasiswi Unitri untuk mengambil peran aktif pada masyarakat, di mana dia tinggal.

Baca juga: Kampus Unitri Akhirnya Punya Pendopo Grahadi Utomo.

Kedua, sebagai warga negara NKRI, Unitri juga punya komitmen untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi negara. Contoh, lalu tahun issue Papua merdeka menghangat. Maka Unitri mendatangkan artis Edo Kondologit dalam peringatan sumpah pemuda untuk membantu memberi pemahaman kepada anak-anak dan teman dari Papua tentang Papua adalah bagian yang tak terpisahkan dari NKRI dan Papua merdeka adalah ilusi.


“Hari-hari ini issue khilafah menghangat, maka dalam peringatan hari kebangkitan Nasional, Unitri mendatangkan bang Akbar, Prof. Ali Maschsan, Bapak Budiono, dan Afi untuk bicara masalah kebangsaan dan hasilnya deklarasi beberapa BEM di Jatim tentang penolakan khilafah dan komitmen untuk mempertahankan NKRI,” tegas prof Wani. (Felix)   

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال